PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Profil PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) telah menjadi bagian penting dari industri tembakau Indonesia selama lebih dari satu abad sejak didirikan pada tahun 1913, dengan Dji Sam Soe atau dikenal sebagai “Raja Kretek” yang legendaris.

Selama lebih dari satu dekade, Perseroan telah menjadi pemimpin pasar di Indonesia, dengan pangsa pasar sebesar 28% di pasar rokok Indonesia pada tahun 2022.

Sampoerna adalah pelopor dalam kategori rokok Kretek Rendah Tar (SKM LT) Buatan Mesin di Indonesia dengan memperkenalkan Sampoerna A pada tahun 1989.

Perseroan juga memproduksi beberapa merek rokok kretek (cengkeh) ternama antara lain Dji Sam Soe Magnum, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna Kretek.

Sampoerna adalah anak perusahaan PT Philip Morris Indonesia (“PMID”) dan afiliasi dari Philip Morris International Inc. (“PMI”) sejak tahun 2005. PMI adalah perusahaan tembakau internasional terkemuka dengan merek global Marlboro. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain memproduksi, memperdagangkan, dan mendistribusikan rokok, termasuk mendistribusikan Marlboro, merek rokok internasional terkemuka yang diproduksi oleh PMID.

Tim manajemen Sampoerna yang berpengalaman memanfaatkan praktik terbaik global dan sistem kelas dunia untuk mengawasi lebih dari 20.700 karyawan tetap di Sampoerna dan anak perusahaannya.

Selain itu, Sampoerna juga bermitra dengan 38 Third Party Operator (“MPS”) di seluruh Jawa yang secara kolektif mempekerjakan lebih dari 45.600 orang dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan (“SKT”). Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 109 lokasi kantor cabang zona, kantor penjualan, dan pusat distribusi di seluruh Indonesia.

Sejarah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

Pada tahun 1913 Liem Seeng Tee mulai memproduksi dan menjual produk pertamanya bernama Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produk SKT tersebut ia pasarkan dengan merek Dji Sam Soe.

Adapun tempat produksi usaha kecilnya tersebut bukanlah pabrik besar, melainkan di rumahnya yang ada di Surabaya.

Setelah usahanya berekmbang cukup pesat, Liem Seeng Tee mengambil langkah berani dengan mendirikan perusahaannya dengan nama Sampoerna. Ia kemudian memindahkan keluarga serta pabriknya pada sebuah kompleks bangunan di Surabaya yang kita kenal saat ini bernama Taman Sampoerna.

Usahanya terus berlanjut dari generasi ke generasi, hingga berbagai produk pun dihasilkan, yakni Sampoerna Hijau atau Sampoerna Kretek hingga Sampoerna A.

Pada tahun 1990, perusahaan ini kemudian beralih menjadi perusahaan modern dengan memanfaatkan peluang investasi dan ekspansi. Hingga pada Mei 2005, PT Philip Morris International (PMI) tertarik dan membuat PT Philip Morris Indonesia (PMID) mengakuisisi saham dari perusahaan Sampoerna.

Perlu untuk diketahui, PMI merupakan perusahaan rokok skala internasional yang sangat terkenal dengan merek global mereka, Marlboro. 

Perusahaan tembakau ini berhasil meraih posisi pertama di pangsa pasar rokok di Indonesia.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk kemudian menjadi perusahaan publik dengan 7,5 persen dari modal dibayarkan ke pemegang saham. 

Pada tahun 2016, perusahaan ini berhasil menarik minat investor dengan menjalankan stock split 1:25 karena harga saham lebih terjangkau. Perusahaan ini juga mendapat pengakuan dari komunitas pasar keuangan di Asia Pasifik.

Visi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

  • Untuk dianggap sebagai perusahaan yang paling dihormati di Indonesia.

Misi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

“Three Hands Philosophy”

Misi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

“Hands” mewakili pemangku kepentingan utama yang harus dirangkul Sampoerna untuk mencapai visi dan misinya.

  • Perokok Dewasa
  • Karyawan, Mitra Bisnis, dan Pemegang Saham
  • Masyarakat pada umumnya